BOOKING TIKET PESAWAT

sektor industri kimia dasar dalam negeri belum bisa memproduksi bahan baku secara efisien

sektor industri kimia dasar dalam negeri belum bisa memproduksi bahan baku secara efisien. Info sangat penting tentang sektor industri kimia dasar dalam negeri belum bisa memproduksi bahan baku secara efisien. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai sektor industri kimia dasar dalam negeri belum bisa memproduksi bahan baku secara efisien

sektor industri kimia dasar dalam negeri belum bisa memproduksi bahan baku secara efisien Kotabumi Menurutnya, CPhl ini merupakan suatu jembatan atau jejaring kerja perusahan farmasi dan produsen obat dunia. “Sebanyak 24 negara akan ikut dalam event ini dengan 221 peserta di dalamnya. Sebanyak 24 peserta di antaranya berasal dari Indonesia. Selain itu, ada lima paviliun nasional dan kelompok, China Chamber, CCPIT, Korea, Pharmexcil India, dan Mensa Group," ungkapnya. Program ini merupakan sebuah upaya menjamin kesinambungan, kestabilan harga, dan kualitas bahan baku obat yang diupayakan Kemkes. Sebagaimana diberitakan, omzet bisnis bahan baku farmasi di Indonesia ditargetkan mencapai 1,2 miliar dolar AS pada tahun ini. Angka ini lebih besar 1,3 % dibanding tahun lalu yang mencapai 1,14 miliar dolar. Peningkatan omzet bahan baku farmasi ini tidak lepas dari peningkatan permintaan produk farmasi dan obat-obatan. Tahun ini, produksi farmasi diperkirakan mencapai 4,9 miliar dolar. Namun demikian, saat kebutuhan terus meningkat, produksi bahan baku farmasi dalam negeri masih minim karena sektor industri kimia dasar dalam negeri belum bisa memproduksi bahan baku secara efisien. CPhl digelar selama tiga hari (10-12 Mei 2012) di Hall D2 Jakarta International Expo, Kemayoran. Kotabumi. Selain itu, akan dilaksanakan beberapa program pendukung, seperti seminar informatif dan persentasi teknologi, mempertemukan para pengambil keputusan senior dari perusahan manufaktur dan profesional di bidang R&D dengan para pemasok bahan baku, layanan dan solusi outsource internasional. Gabungan Pengusaha Farmasi Indonesia (GPFI) menyatakan, bangsa Indonesia perlu obat yang terjamin khasiatnya, aman, efektif, dan bermutu, dengan harga yang terjangkau, serta mudah diakses. Kandrariadi Suhanda, Wakil Sekjen GPFI, pada konfrensi pers Pameran Niaga Industri Farmasi Convention on Pharmaceutical Ingredients (CPhl), di Kantor Kementrian Kesehatan (Kemkes), Jumat (4/5), menjelaskan bahwa industri obat generik di Indonesia berpotensi tumbuh secara pesat. “Pasar obat generik diperkirakan akan berkembang pesat dari sisi nilai dan volumenya. Dukungan kebijakan pemerintah yang mendorong pertumbuhan produk berbiaya rendah dan mudah terjangkau oleh masyarakat, tentu mempermudah hal ini," jelas Kendra. Lebih jauh dijelaskanya bahwa Indonesia akan mengalami pertumbuhan dua digit, dari 3,7 miliar dolar di tahun 2010, menjadi 6,1 miliar dolar pada 2014. “Selain itu Indonesia menyumbang sebesar 37 persen pangsa pasar dari bahan obat bagi masyarakat ASEAN,“ sambungnya. "Rata rata pertumbuhan ini pasar obat tersebut sekitar 0,4-0,5 persen. Hal ini pasti kurang efisien sebab pangsa pasar Indonesia terbilang kecil. Contohnya Paracetamol, semua bahan bakunya diproduksi di luar dan sekarang sangat jarang ditemukan,“ jelas Kendra. Pameran CPhl merupakan upaya yang dilakukan agar pihak farmasi Indonesia dengan pihak produsen bahan baku yang ada di seluruh dunia terjalin jejaring kerja yang baik, meliputi pasokan bahan baku obat, kestabilan harga, dan terjamin kualitasnya. CPhl akan digelar selama tiga hari (10-12 Mei 2012) di Hall D2 Jakarta International Expo, Kemayoran.


BOOKING TIKET PESAWAT
Powered By : Blogger